Melindungi gangguan OPT dan paparan UV, membuat Shading Net AgroPro banyak dipilih petani.
Menjadi salah satu komoditas unggulan utama pertanian Indonesia, kelapa sawit marak dipilih banyak orang untuk menggantungkan nasib. Mulai dari petani skala kecil hingga miliuner menjatuhkan hatinya berinvestasi dalam industri kelapa sawit. Hal tersebut tidaklah mengherankan. Sebab komoditas yang banyak dibudidayakan di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan ini bisa menghasilkan berbagai jenis produk industri seperti bahan bakar biodiesel, pupuk kompos, makanan ternak, kosmetik, hingga farmasi.
Guna mendapatkan panen melimpah dan berkualitas, dimulai dari pemilihan bibit sawit unggul. Pembibitan sawit adalah kegiatan menumbuhkan dan merawat kecambah hingga menjadi bibit yang siap ditanam ke lapang. Pembibitan ini bertujuan menghasilkan bibit berkualitas tinggi yang harus tersedia saat penyiapan lahan tanam dan sesuai dengan standar dan prosedur kebun.
Tahapan pembibitan sawit terbagi menjadi dua bagian, yaitu tahap pembibitan awal (Pre Nursery) dan tahap pembibitan utama (Main Nursery). Pada kedua tahapan ini bibit sawit membutuhkan perawatan ekstra supaya terhindar dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman.
Selain itu, bibit juga harus terlindung dari sinar ultra violet (UV) berlebih. Karena pada masa awal pembibitan, sawit hanya memerlukan intensitas cahaya matahari sekitar25%-50% untuk merangsang proses pertumbuhan.
Untuk mengurangi intensitas sinar UV, petani menggunakan atap rumbia pohon pinang sebagai peneduh. Seiring perkembangan teknologi, petani pun beralih menggunakan shading net (jaring peneduh) sebagai naungan pembibitan sawit. Salah satu shading net yang mereka gunakan bermerek AgroPro.
Net AgroPro adalah jaring pelindung tanaman dari sinar matahari berlebih dan gangguan OPT, yang terbukti sukses meningkatkan produktivitas berbagai varietas tanaman. Net AgroPro tersedia dalam ukuran 6-78 mesh/inci, intensitas cahaya 10%-93%, intensitas UV 10%-85%, dan intensitas angin 6%-75%. Jaring yang tersedia dalam tipe flat shading net, monoscreen net, dan monoshading net ini terbuat dari bahan Prime Grade Polyethylene (PE) baru dan belum didaur ulang. Karena itu, Net AgroPro memiliki kekuatan serta fleksibilitas lebih tinggi daripada Polyethylene hasil daur ulang sehingga dapat bertahan hingga lebih dari 10 tahun.
Net AgroPro mengandung campuran anti-UV, anti oksidan, dan anti serangga di dalam benangnya (tidak dicelup) sehingga efektif selama masa pakai. Ketika net lain menggunakan sistem tenun, AgroPro menggunakan sistem rajut bermesin teknologi Jerman yang tiap untai benang monofilamen/flat terikat satu sama lain. Manfaatnya, ukuran lubang/mesh tidak akan berubah sekalipun net mengalami gesekan. Dengan demikian, AgroPro senantiasa anti hama dan anti serangga.